papua88.com. FAKFAK – Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga, S.H., M.A menggelar press conference terkait kasus pembakaran SD YPPK St. Lukas Mamur, Kantor Distrik Kramongmongga, SMP Negeri 4 Kokas, pembakaran sejumlah kendaraan roda dua dan empat, dan pembunuhan Kepala Distrik Kramongmongga, Darson Hegemur.
Konpers dilaksanakan di Mapolres Fakfak, Rabu (13/09/23). Pada kesempatan itu, Kapolda didampingi Wakapolda Brigjen Pol. Patrige R. Renwarin, S.H., M.Si, Dirkrimum Kombes Pol Novia Jaya, S.H, Dansat Brimob Kombes Pol Edisson Ludi Bard Sitanggang, S.I.K, Waka Polres Fakfak Kompol Indro Rizkiadi, S.I.K.
Pada kesempatan tersebut, Kapolda menjelaskan, kasus tersebut berawal dari Kepolisian mendapat informasi terkait dana desa. Selanjutnya, polisi melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Dari situ diperoleh keterangan bahwa dana desa digunakan untuk menjaga eksistensi kelompok TPN-PB.
“Namun pihak Kepolisian tidak percaya begitu saja sehingga dilakukan pengembangan lebih lanjut dan kita dapat mengungkap kasus ini,” ujar Kapolda.
“Dalam pengembangan kasus tersebut ditemukan barang bukti 1 buah granat dan selanjutnya pihak kepolisian mendalami terkait asal granat yang telah ditemukan, kejadian ini pernah terjadi pada tahun 2019 dan pernah ditindak oleh Polres Fakfak namun tidak bersih sehingga masih ada benih-benih dan sekarang mencoba melakukan aksi untuk menunjukkan eksistensi,” sambungnya.
Kapolda juga mengungkapkan, bahwa terkait jumlah pelaku saat ini masih didalami karena para terduga pelaku yang telah ditangkap tidak semua mengakui hal yang sama. Masih ada perbedaan keterangan antar para pelaku yang ditangkap tersebut.
“Tapi nanti suatu saat pasti akan buka mulut dan sinkron keterangan yang mana ada keterikatan antara pembakaran SD YPPK St. Lukas Mamur dengan aksi pembakaran kantor Distrik Kramongmongga dan SMP N 4 Kokas serta Kantor Distrik Fakfak Tengah. Pengakuan dari para terduga pelaku yang telah ditahan merupakan seluruh rangkaian aksi oleh kelompok yang sama,” kata Kapolda.
Lebih lanjut Kapolda menjelaskan, hingga saat ini ada tujuh tersangka yang sudah ditahan. Sedangkan Tersangka yang meninggal dunia saat dilakukan penangkapan ada lima orang, dan DPO tersisa 17 orang.
“Dalam kasus ini telah diamankan pula beberapa ibu-ibu yang berperan menyiapkan makanan untuk dihidangkan kepada kelompok tersebut dan jumlah para pelaku terus dilakukan pengembangan oleh pihak Kepolisian,” ungkap Kapolda.
Jenderal Bintang Dua ini menambahkan, pihaknya juga menyita berbagai macam barang bukti berupa satu buah granat, parang 29 buah, tombak 5 buah, panah 42 buah, kapak, ketapel 4 buah, sangkur 3 buah, baju loreng, celana loreng, topi loreng (loreng ala militer, red), ID Card, HT 2 buah, HP 4 buah. (ist/ken)