papua88.com. MANOKWARI – Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Adam Erwindi membenarkan bahwa satu tersangka kasus penyerangan Pos Ramil Kisor bernama Abraham Mate alias Bram berhasil ditangkap di SP 5 Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
“Penangkapan tersebut dipimpin langsung Kapolres Sorong Selatan AKBP Choiruddin Wachid terhadap satu orang pelaku bernama Abraham Mate alias Bram,” kata Adam Erwindi dalam jumpa pers di Mapolda, Rabu (16/3/2022).
Mantan Kapolres Manokwari ini menjelaskan, Abraham Mate alias Bram merupakan DPO tetapi bukan DPO utama penyerangan Pos Ramil Kisor pada awal September 2021 lalu yang menewaskan empat anggota TNI AD.
“(Bukan DPO utama) maksudnya DPO dari hasil pengembangan dari kasus Kisor tersebut. Jadi sudah ditangkap beberapa pelaku akhirnya berkembang muncul nama baru (tersangka) Abraham Mate dan beberapa orang lagi yang ikut melakukan (penyerangan),” ujar Kanid Humas.
Lebih lanjut Adam Erwindi mengatakan, Abraham Mate termasuk anggota kelompok KNPB militan. “Di KNPB itu ada istilah militan yang bergerak dilapangan. Makanya kita Polda Papua Barat menyebutnya KNPB militan,” katanya.
Dia juga mengungkapkan, Abraham Mate berhasil ditangkap berkat dukungan masyarakat melaporkan melalui nomor pengaduan Polri 110, terkait keberadaan Abraham Mate. “(Laporan itu) diolah oleh Kapolres Sorong Selatan beserta Tim hingga berhasil melakukan penangkapan di SP 5 Masni,” urai Adam Erwindi.
Terkait penembakan yang menewaskan satu prajurit Zipur 20 Sorong pada akhir Januari 2022 lalu, Adam Erwindi menjelaskan, pihak Kepolisian masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku.
“Pelakunya hampir semuanya sama, kelompok-kelompok yang melakukan penyerangan pertama itu (Pos Ramil Kisor). Kita sudah sebar foto-foto DPO nya kan,” ungkapnya.
Sementara itu, soal pengungsi kasus Kisor, ia membenarkan masih ada beberapa orang pengungsi yang belum bersedia kembali ke kampungnya. Pihak Kepolisian termasuk pemerintah daerah setempat sudah melakukan pendekatan namun belum berhasil memulangkan beberapa pengungsi tersebut.
“Kita sudah coba, pak Bupati juga sudah lakukan koordinasi sama tokoh-tokoh, sudah memperbaiki rumahnya segala macam. Polisi dan TNI sudah menjamin (keamanan pengungsi) tapi masih ada beberapa yang mungkin masih belum mau kembali,” pungkasnya. (ken)