Papua88.com. AIMAS – Direktur Bisnis Perusahaan Daerah PT Malamoi Olom Wobok (MOW), Muhammad Said Noer mengatakan, saat ini lahan yang disapkan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong sekitar 523,7 hektare sebagai kawasan pusat industri.
Dari luasan lahan tersebut, lanjut Said Noer, salah satunya untuk menjawab kebutuhan lahan dari rencana investor khusus doking kapal (galangan kapal). Sesuai peruntukannya, maka sudah tentu investor meminta lahan di pinggir pantai.
“Sementara lahan yang di pinggir pantai ini sudah dikuasai oleh beberapa perusahaan. Perusahaan-perusahaan itu rencananya mau buat dermaga sendiri untuk memperlancar akses bisnis mereka,” ujar Said Noer kepada awak media di kantornya, Kamis (8/4/2021).
Menurut dia, di KEK Sorong ada pabrik semen curah, aspal curah, CPO (minyak sawit). Perusahaan-perusahaan tersebut tentu memiliki kapal-kapal khusus, sehingga permintaan mereka sangatlah wajar.
Kembali soal investasi doking kapal, jelas Said Noer, awalnya disiapkan lahan satu hektare. Seiring dengan perkembangan kebutuhan, diminta lima hektare lagi. Karena itu pihaknya kembali meninjau lapangan untuk melihat langsung kondisi riil di kawasan KEK Sorong.
“Jika sudah ada patok berarti sudah milik orang lain. Kita tidak bisa bicara apa maunya tanpa melihat kondisi di lapangan. Justru hal seperti ini tidak dianjurkan,” tuturnya.
“Memang masih ada lagi sebagian lahan pihak Perusda MOW tidak bisa berikan kepada mereka (investor). Alasannya, keberadaan lahan-lahan ini memang sudah dipersiapkan untuk institusi-institusi lain,” ujar Said Noer.
Said Noer juga memberi gambaran PT Pelindo jika beroperasi nanti membutuhkan luasan lahan yang luas untuk dermaga dan lahan pendukungnya. Karena itu pihaknya harus mempersiapkan semua itu secara matang sejak dini.
“Intinya, kita berharap investor masuk dulu. Soal prasarana pendukung akan kita bangun aksesnya untuk mempermudah berbagai kegiatan mereka di kawasan ini lancar-lancar saja nanti,” ungkap Said Noer. (rim)