Papua88.com. SORONG – Wakil Bupati Sorong, Suka Harjono mengungkapkan, sehat dan sejahtera itu dimulai dari suatu lingkungan terkecil yaitu keluarga. Karena itu, pendapat orang dulu bahwa banyak anak banyak rezeki tidak lagi relevan untuk kondisi sekarang ini.
“Semuanya itu kita butuh penyesuaian. Jangan kita masih menggunakan motto orang tua kita dulu, banyak anak banyak rezeki. Justru, keadaan seperti itu di era sekarang ini sudah tidak relevansi (sesuai) lagi,” ujar Suka Harjono.
Demikian Suka Harjono saat menerima kunjungan Kepala Dinas P2KBP3A (Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Kabupaten Sorong, Ferry Fatem bersama pejabat eselon III dan IV, serta PLKB (penyuluh lapangan keluarga berencana) untuk mengambil data kependudukan, program KB dan pembangunan KB, berlangsung di Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat, Kamis (1/4-2021).
“Orang tua kita dulu sering melontarkan kalimat yang tak asing lagi kita dengarkan. Makan tidak makan yang penting kumpul. Kalau kumpul terus tidak makan dan bahkan minum saja tidak, kira-kira mau jadi apa keluarga. Justru pemahaman yang keliru seperti itu harus segera kita hilangkan,” kata dia.
“Sekarang tugas dan peran saudara-saudara sebagai PLKB untuk terus memberikan pemahaman agar hal keliru seperti saya sebutkan tadi tidak perlu kita gunakan dalam lingkungan keluarga yang ada di sekitar kita,” pinta Suka Harjono.
Ia menuturkan, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga harus dihindari. Segala persoalan dalam rumah tangga, antara suami dengan istri, sebaiknya tidak diketahui anak-anak apalagi tetangga. “Kalau ada masalah internal dalam rumah tangga harus diselesaikan secara baik dalam kamar saja. Cukup istri dan suami saja yang tahu,” ujarnya.
Undang-Undang KDRT, lanjutnya, telah memberi rambu-rambu hukum yang jelas. Karena itu, suami tidak boleh berlaku semena-mena terhadap istri dan anak. Baik itu kekerasan secara fisik maupun non verbal, semua itu dilarang. (rim)