Papua88.com. MANOKWARI – Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa SE, M.Tr.(Han) mengatakan, kondisi ekonomi masyarakat di masa pandemi Covid-19 semakin menurun. Daya beli masyarakat juga semakin rendah. Kondisi ini harus menjadi perhatian bersama dari banyak pihak.
Melihat hal itu, kata Pangdam, Kodam memiliki gagasan bagaimana membuat sebuah pilot project ketahanan pangan, yang bisa dijangkau oleh masyarakat dan menyentuh langsung di hati masyarakat tanpa membutuhkan biaya yang mahal, yakni dengan menggunakan limbah dan bahan bekas yang ada di lingkungan sekitar.
Demikian disampaikan Pangdam I Nyoman Cantiasa saat menerima audiensi mahasiswa Universitas Papua (Unipa) dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan, Rabu (3/3/2021), di ruang Yudha Makodam XVIII/Kasuari, Trikora Arfai 1, Manokwari, Papua Barat. Saat itu, Pangdam didampingi Kasdam Brigjen TNI Djoko Andoko serta pejabat Kodam lainnya.
Mantan Danjen Kopassus ini menekankan bahwa menyiapkan ketahanan pangan masyarakat di Papua Barat menjadi tanggung jawab bersama. Termasuk para Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan Unipa, yang secara akademis mendapatkan ilmu tentang bercocok tanam. Namun harus tetap melakukan inovasi-inovasi, terkait dinamika di lapangan, dihadapkan pada kondisi geografis Papua Barat.
“Kita harus selalu memiliki banyak ide gagasan, bagaimana dengan biaya yang murah kita bisa menyiapkan ketahanan pangan untuk masyarakat Papua Barat. Untuk itu, Kodam XVIII/Kasuari mengajak Civitas Akademika Unipa untuk memberikan contoh kepada masyarakat bagaimana menyiapkan ketahanan pangan yang baik dengan biaya yang sangat murah,” ungkapnya.
“Konsep pertanian ketahanan pangan yang sederhana adalah bagaimana masyarakat kita bisa memetik sayur di sekitar rumahnya setiap hari untuk memenuhi kebutuhan gizi dan vitamin sehingga ke depan sumber daya manusia Papua Barat semakin baik,” ujar Pangdam asal Bali ini.
Pada kesempatan ini, Pangdan juga mengatakan, dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, segenap Warga Negara Indonesia harus tetap waspada karena Covid-19 adalah ancaman global. Sampai sekarang, pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia masih terus berjuang untuk keluar dari pandemi tersebut.
Pangdam menjelaskan, pemerintah telah melakukan berbagai formulasi untuk menghadapi pandemi ini, mulai dari PSBB, PPKM Mikro, dan terakhir ini dicoba dengan strategi ‘Kampung Tangguh’. “Kita coba bagaimana kita mendesain suatu kampung yang lengkap. Di sana semua stakeholder terlibat, baik TNI-Polri, pemerintah daerah dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat RT/RW,” jelasnya.
“Sebagai informasi, kita sudah punya 115 Kampung Tangguh di seluruh tanah Papua Barat ini, dimana kampung tangguh tersebut harus memiliki ketahanan pangan. Sehingga disaat terjadi lockdown, masyarakat sudah mampu untuk menghidupi dirinya dalam hal pangan, sekaligus mampu mencukupi kebutuhan pangan yang ada di kampungnya,” lanjut Pangdam. (ist/ken)